Merawat Pasien Skizofrenia

Rabu, 20 Juli 2011 | 09:43 WIB


TANYA :

Saya mempunyai seorang kakak yang sangat pendiam.  Dia anak yang pintar, selalu mendapat peringkat pertama sejak SD.  Namun, ternyata baru diketahui tiga tahun belakangan bahwa kakak saya ternyata menyimpan dendam pribadi dengan ayah dan ibu yang tidak pernah memperhatikannya. Keluarga kami memang bukanlah keluarga mampu, dalam keluarga kami jarang sekali ada komunikasi. Ayah dan ibu hanya fokus mencari uang.   Kata dokter, kakak saya menderita skizofrenia, beberapa bulan menjalani perawatan menggunakan kartu sehat, kakak saya mulai bosan minum obat. Kakak saya sudah hampir kepala tiga dan dia belum juga bekerja. Di rumah hanya tidur dan makan saja.  Ayah yang sudah sepuh sangat mengharap bantuan dari anak sulungnya itu, dan ayah (yang memang pendidikannya rendah) hanya bisa memarahi tingkah kakak tanpa mencoba memahami penyakit yang diidapnya. 

Saya bingung harus bagaimana, di satu sisi saya mengerti tapi di sisi lain saya pun kesal melihat perangai kakak yang suka membentak dan menyalah-nyalahkan ibu. Kami tidak melanjutkan pengobatan karena memang tidak ada biaya. Apa yang harus saya lalukan? Sulit sekali bicara dengan kakak saya, saya malas dan benci melihat tingkahnya. meski saya paham keadaannya, sulit sekali menerimanya. (Kenyi, 20, Jakarta Selatan)  
JAWAB :
Kenyi yang baik,
Jika kakak anda memang menderita Skizofrenia, maka pengobatan yang tepat dan berkesinambungan merupakan hal yang sangat penting. Skizofrenia terjadi karena adanya ketidakseimbangan sistem neurotransmitter Dopamin di dalam otak manusia. Penyebabnya sampai saat ini belum dipastikan. Saat menerangkan kepada pasien saya biasanya mengatakan adanya gangguan ketidakseimbangan listrik di otak yang menyebabkan aktifitasnya berlebihan.